Jakarta - Kebiasaan pengendara bermotor di Indonesia,
terutama motor, adalah sangat suka mengganti knalpot motor mereka.
Padahal, itu berpengaruh negatif pada lingkungan.
Selain mengeluarkan polusi suara, penggantian knalpot dengan knalpot variasi juga bisa membuat produksi emisi jadi meningkat.
"Konsumen
kita kan masih sangat suka mengganti knalpot, biar lebih oke katanya.
Brung, brung, brung, hilanglah miliaran rupiah," kata Anggota Tim
Transportasi, Lingkungan, dan Infrastrukstur Gabungan Industri Kendaraan
Bermotor Indonesia (Gaikindo) Indra Chandra Setiawan.
Miliaran
rupiah yang dimaksud Indra adalah miliaran rupiah yang telah dihabiskan
produsen untuk melakukan penelitian agar emisi gas buang kendaraan jadi
rendah.
Pada knalpot standar, biasanya pabrikan mengaplikasi
katalitik konverter yang berguna untuk mereduksi produksi emisi sebuah
kendaraan.
"Ini terlihat sepele, tapi sudah harus jadi isu
bersama. Kita bicara bukan hanya 5-10 tahun ke depan, tapi untuk jangka
panjang," lugasnya.
"Terus terang standar Euro2 di indonesia jadi
Euro banci. Sudah standar bahan bakar cuma Euro2, kebiasaan yang
membuat standar emisi menurun dibiarkan begitu saja tanpa ada tindakan,"
keluhnya.
Sumber