Makassar - 13 Maret 2014, Suasana pagi hari dengan sarapan dan teh hangat buatan istriku tercinta mengawali pagiku yang cerah, setelah sarapan pagi dengan senyuman manis dari Santy dg. te'ne saya berangkat kuliah. Siang hari setelah kuliah Hp berdering panggilan dari teman kantor untuk segera mempresentasekan laporan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Saya langsung bergegas kekantor di Jln. AP. Pettarani, setiba dikantor saya beserta para pimpinan Diskominfo Kota Makassar beranjak kekantor Balaikota tapi sebelumnya singgah makan siang dolo.
Presentase dan konsultasi dengan Pihak Bappeda telah selesai trus lanjut kembali kekantor, belum sampai 20 menit dikantor ada panggilan masuk dari Bapak saya, Dimanaq nak? Ke Rumah Sakit ki dolo.. saya butuh darah 2 kantong karena homoglobinku turun drastis..
Kutarik nafas panjang dan berharap kondisi Bapakku baik-baik saja, tanpa menunggu waktu yang lama kutarik gas motorku menuju RS. Labuang Baji Makassar, Setibanya disana saya mengurus administrasi untuk pengambilan 2 unit (kantong) darah golongan A, berharap gratis karena bapak saya Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan mempunyai Asusansi Kesehatan (ASKES) yang saat ini berubah jadi BPJS tetapi saya musti bayar 350 ribu per unit (kantong).
Dari ruangan ke ruangan saya bertanya kenapa bisa bayar? inikan gratis! dari segi aturan dan Undang-undang (UU) semua inikan ditanggung sama BPJS! kenapa bisa begini? akhirnya salah seorang pengelola RS. Labuang Baji mengarahkan saya ke UPTD. Transfusi darah di Jln. Tamalanrea, disana dek InsyaAllah gratis, cobaq kesana bawaq ini berkasnya bapakta'.. tanpa berfikir panjang saya langsung kesana.. Perjalanan Kesana sangat padat pada sore hari sehingga Jalanan sangat macet, akan tetapi itu tidak menjadi persoalan, semua ini saya lakungan dengan Sangat Ikhlas untuk kesehatan orang tua saya.
Setibanya disana ternyata tidak seperti yang saya harapkan, Pihak Rumah Sakit belum bekerja sama atau belum menandatangai MOU dengan UPTD yang mengurusi darah di Sul-sel, jadi Harus bayar.. tetapi tidak sebesar dengan harga yang di Bayar di RS. Labuang Baji, Saya cuman membayar 420 ribu untuk 2 Unit (kantong) darah golongan A.
Kubuka dompetku dan kuperiksa hanya ada duit pecahan seribu, saya bilang sama petugasnya ntar ya, saya pergi ambil duit dolo, setibanya di ATM saya mencek saldo ternyata masi ada 480 ribu rupiah, alhamdulillah.. akan tetapi yang bisa ditarik cuman 400 ribu, stress banget rasanya.. ambil dimana sisanya!! mana bensin sudah separuh nafas..
Ku buka Ponsel, lalu ku cek pulsanya ternyata masi ada 1.200 rupiah, lalu ku buka contaknya mau tlp siapa? siapa kira2 yang bisa bantu? kutenangkan diriku sejenak yang saat itu lagi stress, penat, dan sangat capek setelah beraktifitas seharian, lalu timbul difikiranku untuk menelfon K'Rini yang merupakan teman kantor dan sudah saya anggap sebagai kaka saya sendiri, k' rini dimanaq? mauka' minta tolong pinjam duitta' 50 ribu buat tambah pembeli darah buat bapakku, akhirnya k'rini bilang dimanaq dek? dikantor PMI kah? saya skrg lg didepannya RS. Awal Bross, saya tungguq disini..
Kutancap motorku bergegas menuju posisi k'rini, ditengah jalan Hpku berdering Tlp. k'rini.. amri saya sekarang berada didepan kantor gubernuran, saya tungguq disini nah dek.. Kutembus jalanan yang begitu padat dengan motorku yang melaju kencang, Setelah ketemu k'rini.. senang sekali rasanya karena duitnya sudah cukup buat membayar pembelian Darah bapak saya..
Diperjalanan kembali ke RS. Labuang baji saya selalu menenangkan hati berfikir cobaan ini pasti berlalu, kujadikan semua masalah menjadi hal yang biasa, karena orang besar tidak lepas dari masalah yang besar, kelak ketika Cita-citaku menjadi Gubernur Sulawesi Selatan tercapai.. InsyaAllah Kesulitan yang saya alami hari ini tidak akan dialami oleh rakyatku..
Setibaku di RS.. Alhamdulillah Bapak langsung di Transfusi darah oleh suster jaga..
Apresiasi yang besar dan Terima kasih buat Kakanda Aryani Anwar (k'rini) yang telah membantu saya..